A. Pengertian Asertif
Asertif adalah kemampuan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan secara jujur pada orang lain tanpa merugikan
orang lain.
Apabila kita mampu mengungkapkan
perasaan
negatif (marah,
jengkel) secara
jujur
sesuai dengan
apa yang kita
rasakan tanpa menyalahkan orang lain, maka kita telah mampu berperilaku asertif. Berperilaku asertif, tidak hanya terbatas untuk mengungkapkan perasaan
yang
positif (senang) tetapi
juga
yang
negatif.
AGRESIF : lawan dari
asertif = perilaku menyerang orang lain dengan kata-kata yang kasar, mempermalukan, merendahkan,
melecehkan, menyalahkan,
marah-marah yang cenderung merugikan
orang lain.
NON ASERTIF : tidak mengekspresikan
pikiran dan perasaan
pada orang lain dengan tidak mengatakan apapun
dan
menggerutu dalam hati yang sama sekali tidak
dipahami oleh orang lain.
B.
Karakteristik Orang Asertif
Orang yang berperilaku asertif memiliki karakteristik antara
lain :
1. Mampu dan terbiasa mengekspresikan pikiran dan perasaan pada orang
lain.
2. Meminta pertolongan pada orang lain pada saat membutuhkan pertolongan.
3. Sering bertanya pada orang lain pada saat sedang
bingung.
4. Pada saat berbeda pendapat
dengan orang lain, mampu mengungkapkan pendapatnya secara jujur dan terbuka.
5. Memandang wajah orang yang diajak bicara pada saat berbicara
dengannya.
6. Pada
saat tidak
ingin
melakukan
sesuatu
pekerjaan,
mampu
berkata tidak.
C. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif
Faktor pengalaman masa kanak-kanak. Faktor tersebut dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain :
1. Apabila pada masa kanak-kanak terbiasa takut untuk mengungkapkan apa yang kita rasakan karena takut orang lain tidak menyukai kita dan takut mengecewakan orang lain, maka
hal
ini dapat mengakibatkan kita berperilaku non asertif ketika
dewasa.
2. Bila pada masa kanak-kanak, kita terbiasa meluapkan emosi tanpa kontrol
maka
hal ini mengakibatkan kita berperilaku agresif ketika dewasa.
3 Pola Interaksi
Ada 3 pola interaksi yang terbentuk sebagai hasil pengalaman
pada masa kanak-kanak, yaitu :
1. I’m not OK – You’re OK
Saya tidak OK – kamu OK,
maksudnya adalah : saya harus yakin bahwa apa yang saya
katakan tidak akan menyinggung perasaanmu.
Pola
interaksi ini merupakan
perilaku non asertif, karena membiarkan diri
kita pasif dengan alasan takut mengecewakan orang
lain.
2. I’m OK – You’re not OK
Saya OK – kami
tidak OK. Maksudnya : orang lain patut
mendapatkan kemarahan dan hinaan dari saya. Pola ini
merupakan perilaku agresif, karena bila kita membuat orang lain
tidak nyaman dengan apa yang
telah kita katakan.
3. I’m OK – You’re OK
Saya OK – kamu OK. Maksudnya : saya
bebas
mengungkapkan
apa yang saya rasakan
dan saya bertanggung
jawab terhadap perasaan saya. Pola interaksi ini merupakan
perilaku asertif karena kita bebas mengungkapkan apa yang
kita rasakan tanpa membuat
orang lain merasa tidak
nyaman.
D. Dampak Perilaku Asertif
Perilaku asertif seseorang dapat
menimbulkan dampak
seperti :
1. Tidak membiarkan
orang lain mengambil
manfaat
dari
kondisi
yang kita alami, dan orang lain juga memiliki kebebasan untuk mengungkapkan apa yang
dirasakan.
2. Tidak berperilaku
agresif
pada
orang lain, bahkan menerima
kehadiran orang lain dengan sikap terbuka.
3. Kedua belah pihak yang berkomunikasi merasa nyaman, tidak ada
yang ingin menyakiti lawan bicaranya dan tidak ada yang merasa
disakiti hatinya.
4. Tidak
ada pihak yang merasa disalahkan dan dihina oleh
keberadaan emosi negatif yang dirasakan oleh lawan bicaranya.
5. Lawan bicara tidak terpancing untuk memberikan respons
emosional.
E. Cara Menumbuhkan Perilaku Asertif
Beberapa hal yang
perlu dilakukan antara lain :
1. Berusahalah dan biasakanlah berbicara dengan rasa percaya diri.
2. Berusahalah dan
biasakanlah mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan jelas pada orang
lain.
3. Biasakanlah memandang wajah orang yang Anda ajak bicara.
4. Biasakanlah
mengungkapkan
pendapat
kita secara jujur dan
terbuka pada orang lain.
5. Apabila Anda
tidak ingin melakukan suatu pekerjaan maka
katakan “tidak” (dengan kata-kata,
nada,
alasan yang bisa
dimengerti serta diawali “maaf”).
6. Responslah emosi Anda
dengan cara yang sehat
untuk
menghindari perilaku agresif.
Beberapa Langkah untuk Merespons Emosi Secara
Sehat
1. Sadarilah emosi Anda, perhatikan emosi apa yang Anda rasakan.
Misalnya : Apakah Anda takut? Apakah Anda senang?
2. Akuilah emosi Anda : Perhatikan emosi apa yang Anda rasakan dan kira-kira seberapa kuat.
3. Selidikilah
emosi
Anda tersebut tanpa ada
penilaian. Katakan “Saya merasa terlalu tegang, jangan-jangan saya akan
mengatakan hal-hal yang sebenarnya tidak ingin untuk
dikatakan”.
baguuusss....
BalasHapusfikiran, perasaan, dsbg hrs seimbang
ya memang... inspirativ
BalasHapussiiip dech..
BalasHapussipp, menambah wawasan...
BalasHapuswis cocok dadi guru BK........LANJUTKAN !!!!
BalasHapusleni pinter
BalasHapusbaaagus buat tmbh pengetahuan
BalasHapusaku asertif gak yah...??
BalasHapusAlhamdulilah...tambah ilmu..,
BalasHapusbermanfaat bgt
BalasHapusMantap... pada pinter pinter yah bocah BK...
BalasHapusmz, harus owww calon konselor....
BalasHapus