Kamis, 02 Mei 2013

PENTINGNYA ASERTIF


A.    Pengertian Asertif
Asertif adalah kemampuan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan secara jujur pada orang lain tanpa merugikan orang lain.
Apabila   kita   mampu   mengungkapkan   perasaan   negatif (marah,  jengkel)  secara  jujur  sesuai  dengan  apa  yang  kita  rasakan tanpa menyalahkan orang lain, maka kita telah mampu berperilaku asertif.   Berperilaku           asertif,    tidak       hanya                   terbatas            untuk mengungkapkan  perasaan  yang  positif  (senang)  tetapi  juga  yang
negatif.
AGRESIF : lawan dari asertif = perilaku menyerang orang lain dengan kata-kata yang kasar, mempermalukan, merendahkan, melecehkan, menyalahkan, marah-marah yang cenderung merugikan orang lain.
NON ASERTIF : tidak mengekspresikan pikiran dan perasaan pada orang lain dengan tidak mengatakan apapun dan menggerutu dalam hati yang sama sekali tidak dipahami oleh orang lain.

B.    Karakteristik Orang Asertif
Orang yang berperilaku asertif memiliki karakteristik antara
lain :
1.     Mampu dan terbiasa mengekspresikan pikiran dan perasaan pada orang lain.
2.     Meminta pertolongan pada orang lain pada saat membutuhkan pertolongan.
3.     Sering bertanya pada orang lain pada saat sedang bingung.
4.     Pada   saat   berbeda   pendapat   dengan   orang   lain,   mampu mengungkapkan pendapatnya secara jujur dan terbuka.


5.     Memandang wajah orang yang diajak bicara pada saat berbicara dengannya.
6.     Pada  saat  tidak  ingin  melakukan  sesuatu  pekerjaan,  mampu berkata tidak.


C.    Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif
Faktor pengalaman masa kanak-kanak. Faktor tersebut dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain :
1.     Apabila     pada     masa      kanak-kanak      terbiasa      takut      untuk mengungkapkan apa yang kita rasakan karena takut orang lain tidak menyukai kita dan takut mengecewakan orang lain, maka hal ini dapat mengakibatkan kita berperilaku non asertif ketika dewasa.
2.     Bila pada masa kanak-kanak, kita terbiasa meluapkan emosi tanpa kontrol maka hal ini mengakibatkan kita berperilaku agresif ketika dewasa.
3 Pola Interaksi
Ada 3 pola interaksi yang terbentuk sebagai hasil pengalaman pada masa kanak-kanak, yaitu :
1.    I’m not OK Youre OK
Saya tidak OK kamu OK, maksudnya adalah : saya harus yakin bahwa apa yang saya katakan tidak akan menyinggung perasaanmu.  Pola  interaksi  ini merupakan  perilaku  non asertif, karena membiarkan diri kita pasif dengan alasan takut mengecewakan orang lain.
2.    I’m OK Youre not OK
Saya OK kami tidak OK. Maksudnya : orang lain patut mendapatkan   kemarahan   dan   hinaan   dari   saya.   Pola   ini merupakan perilaku agresif, karena bila kita membuat orang lain tidak nyaman dengan apa yang telah kita katakan.
3.    I’m OK Youre OK
Saya OK kamu OK. Maksudnya : saya bebas mengungkapkan  apa  yang  saya  rasakan  dan  saya  bertanggung


jawab terhadap perasaan saya. Pola interaksi ini merupakan perilaku asertif karena kita bebas mengungkapkan apa yang kita rasakan tanpa membuat orang lain merasa tidak nyaman.
D.   Dampak Perilaku Asertif
Perilaku   asertif   seseorang   dapat   menimbulkan   dampak
seperti :
1.     Tidak  membiarkan  orang  lain  mengambil  manfaat  dari  kondisi yang kita alami, dan orang lain juga memiliki kebebasan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan.
2.     Tidak  berperilaku  agresif  pada  orang  lain,  bahkan  menerima kehadiran orang lain dengan sikap terbuka.
3.     Kedua belah pihak yang berkomunikasi merasa nyaman, tidak ada
yang ingin menyakiti lawan bicaranya dan tidak ada yang merasa disakiti hatinya.
4.     Tidak   ada   pihak   yang   merasa   disalahkan   dan   dihina   oleh keberadaan emosi negatif yang dirasakan oleh lawan bicaranya.
5.     Lawan   bicara   tidak   terpancing   untuk   memberikan   respons
emosional.
E.     Cara Menumbuhkan Perilaku Asertif
Beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain :
1.     Berusahalah dan biasakanlah berbicara dengan rasa percaya diri.
2.     Berusahalah   dan   biasakanlah   mengekspresikan   pikiran   dan perasaan dengan jelas pada orang lain.
3.     Biasakanlah memandang wajah orang yang Anda ajak bicara.
4.     Biasakanlah  mengungkapkan  pendapat   kita  secara  jujur  dan terbuka pada orang lain.
5.     Apabila   Anda   tidak   ingin   melakukan   suatu   pekerjaan   maka katakan tidak (dengan kata-kata, nada, alasan yang bisa dimengerti serta diawali “maaf”).
6.     Responslah    emosi    Anda    dengan    cara    yang    sehat    untuk menghindari perilaku agresif.


Beberapa Langkah untuk Merespons Emosi Secara Sehat


1.     Sadarilah emosi Anda, perhatikan emosi apa yang Anda rasakan.
Misalnya : Apakah Anda takut? Apakah Anda senang?
2.     Akuilah emosi Anda : Perhatikan emosi apa yang Anda rasakan dan kira-kira seberapa kuat.
3.     Selidikilah  emosi  Anda  tersebut  tanpa  ada  penilaian.  Katakan “Saya             merasa   terlalu    tegang,   jangan-jangan                      saya           akan mengatakan    hal-hal   yang     sebenarnya        tidak       ingin       untuk dikatakan”.

12 komentar: